Kuliner

================================================================

* Mie Belitung


Mie Belitung adalah mie kuning yang disiram kuah udang dan ditaburi bakwan udang, irisan timun, potongan kentang rebus, udang rebus, emping melinjo dan taoge ini sangat khas rasanya karena tidak ada di kota lain.

Nyonya Atep yang saat ini berusia 67 tahun ternyata telah 39 tahun berjualan mie belitung dan sampai sekarang masih melayani sendiri pembelinya dengan meracik sendiri bumbunya. Cara penyajiannya, mie kuning ditata dengan taburan taoge, irisan timun, potongan kentang rebus, emping melinjo dan terakhir disiram kuah udang kental yang berwarna kecoklatan. Seekor udang ukuran utuh juga disajikan diatas siaraman kuahnya. Aroma kuah kaldunya yang berbau udang sangat menggugah selera apalagi dimakan saat panas.

Rasa mie belitung yang membikin nikmat adalah kuahnya. Karena berasal dari kaldu udang asli ditambahi bumbu-bumbu. Kuah mie yang berwarna kecoklatan seperti gula aren terasa manis dan gurih campuran dari kuah rebusan udang dan gula aren serta bumbu merica, laos dan daun salam. Kuahnya kental dan segar cocok untuk makan siang rasanya terasa pas mengalir di lidah.
Nyonya Atep tidak pernah membuka cabang di tempat lain dan menjadi legenda sebagai mie penggagas mie belitung karena sudah 39 tahun berjualan. Dengan ramah  Nyonya Atep bercerita kepada pengunjung restorannya, bahwa dia asli kelahiran Belitung dan diajari bumbu masak resep leluhurnya membuat mie belitung. Sayang sekali anak-anaknya tidak mau membuka cabang di kota lain karena telah mempunyai pekerjaan lain.

Restorannya yang sederhana berada di ruko bisa menampung lima puluh tamu di jam yang sama. Tetapi penyajiannya tetap menunggu tamu datang jadi makan mienya pasti selalu baru dimasak. Harga Mie Belitung Atep cukup Rp 10.000 per porsi. Karena sering dikunjungi artis,  mie ini sering dijuluki mie artis. Hampir kebanyakan pengunjungnya adalah wisatawan dari luar kota yang telah mendapat rekomendasi salah satu tujuan wisata kuliner. Karena lokasinya pas di tengah kota Tanjungpandan memang strategis untuk didatangi.
Karena Pulau Belitung terkenal dengan makanan hasil laut. Maka mie belitung identik dengan olahan laut. Kalau di kota lain ada mie ayam, mie kocok, mie rebus, maka di mie Belitung memang terbuat dari kuah udang dan bakwan udang. Kerupuk pendamping makannya juga berbahan hasil laut antara kerupuk udang, kerupuk cumi dan kerupuk ikan.
Lokasinya tepat di tengah kota Jalan Sriwijaya, Tanjungpandan. Warung ini menempati  sebuah ruko yang sederhana dan bermeja kayu panjang dengan kursi plastik. Dari  kursi pengunjung bisa melihat Nyonya Atep meracik mienya.

Mie kuning diseduh sebentar air panas. Setelah disaring airnya diberi pelengkapan lauknya.Setiap  meracik mie belitung bisa langsung disiapkan sepuluh piring porsi. Jadi me belitungnya selalu freshkarena baru disiapkan setelah pembeli memesan.
================================================================

*Gangan Ikan 


Masakan ikan sangat digemari masyarakat Kepulauan Bangka-Belitung. Apalagi sop ikan gangan yang menjadi menu unik khas Belitung. Kalau Anda sedang  berwisata kuliner di “Pulau Laskar Pelangi” ini, cobalah sop gangan, masakan ikan kombinasi dengan nanas , kuah berwarna kuning kunyit yang terasa segar dengan bumbu asam dan pedas.


Sop gangan dimasak dari ikan laut segar. Bisa dipilih ikan merah, ikan ketarap, atau ikan bulat. Daging ikannya cocok untuk bahan sop karena cepat empuk jika direbus.
Bumbu sop gangan adalah kunyit, asam, jahe, dan sereh yang dihaluskan. Syaratnya, langsung dimasukkan ke rebusan potongan ikan segar. Memasak sop gangan harus dalam keadaan segar. Jadi tidak boleh dipanaskan lagi, harus langsung disajikan agar rasanya tidak berubah. Sop ini tidak mengandung minyak karena dimasak dengan rebusan air. Bumbunya tidak boleh ditumis.
Hampir semua restoran seafood di Belitung menyediakan sop gangan. Tidak sulit mencari menu sop gangan di “Pulau Timah” ini. Makanan khas daerah ini sudah melegenda untuk menjadi makanan pembuka tamu-tamu yang datang dari luar kota.

Sop gangan ini lezat jika dihidangkan dalam keadaan panas. Beberapa potong ikannya terendam kuah kuning yang mengepulkan asap tipis. Warna daging ikannya menjadi kekuningan karena rebusan bumbu, menarik hati untuk segera dicicipi. Porsi kecil sop gangan yang berisi sepotong ikan Rp 10.000. Sementara porsi besar yang berisi satu ekor ikan Rp 60.000, bisa untuk enam orang.
================================================================

*Soto Belitung 


Soto belitung adalah makanan yang cocok untuk makan pagi, soto Belitung berbeda dengan soto yang ada pada umumnya. Potongan lontong yang di padukan dengan bihun, bawang goreng, kentang, dan kuah santan ayam/ daging menjadikan soto ini salah satu makanan terlezat di Pulau Belitung. Buruan datang ke Belitung, sebelum kehabisan………

================================================================

*Otak - otak 


Makanan selingan yang terbuat dari adonan ikan dan terigu, kemudian dibungus daun pisang dan dibakar. Dimakan dengan menggunakan saus cabe dan disajikan dalam kondisi hangat. jika anda mencobanya, tidak ada kata cukup, anda tidak akan berhenti menyantapnya sebelum otak-otak itu habis.

================================================================

*Lakse Belitung 


Lakse adalah makanan khas Belitung. Laksa adalah adaptasi  mie ke dalam masyarakat belitung Layaknya Spaghetti yang merupakan adaptasi MIAN (mie) ke dalam masyarakat Italia. MIAN (mie) merupakan makanan sehari-hari orang tiongkok (china).  LAKSA kini tidak hanya terdapat di Belitung, tetapi juga tersebar di daerah-daerah lain di Pulau Sumatera, seperti di Lampung, Palembang, Jambi, Medan bahkan hingga ke negeri-negeri jiran seperti Malaysia dan Singapura. Di Singapura, LAKSO (LAKSA) termasuk dalam kategori makanan atau masakan nyonya, di Indonesia disebut sebagai makanan atau masakan peranakan. Awalnya LAKSO atau LAKSA ini merupakan makanan KHAS Melayu Belitung.


Orang-orang Melayu gemar memakan makanan yang menggunakan santan. Awalnya LAKSO hanya masakan sederhana saja dan tidak berbentuk seperti MIAN (mie). Hingga dikembangkan oleh Tionghoa Belitung. Orang Tionghoa  Belitung, sebagian besar Tionghoa suku Hakka (Khek), menyempurnakan LAKSA menjadi LAKSA yang sekarang ini ada, tanpa sama sekali mengurangi karakteristik, rasa dan bumbu asalnya. Orang Tionghoa suku Hakka (Khek) sudah mendiami Pulau Belitung semenjak lebih dari 300 tahun yang lalu. Mereka datang sebagai pekerja-pekerja tambang timah dan mereka berinteraksi dan berasimilasi dengan orang-orang darat, orang-orang laut dan orang-orang Melayu yang mendiami Pulau Belitung waktu itu. Maka tidaklah heran ada MIAN (mie) berbentuk Laksa.
================================================================

*Bakso Ikan


Bakso Ikan ala belitung ini memang beda dengan bakso ikan biasanya. Pembuatannya menggunakan ikan yang fresh dan bahan bahan alami tanpa pengawet. Baksonya berwarna putih, sangat lembut dan kenyal, rasanya tak diragukan lagi. Biasanya disajikan dengan kuah bening dengan rasa khas yang gurih, ditambah taburan bawang goreng dan daun seledri, rasanya wuihhh..coba deh..

================================================================